Sabtu, 03 Desember 2016




                                                                              Konsep Teori Harga Diri

A.    Definisi harga diri rendah
         Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan cenderung rendah dirinya berkepanjangan akibat pemikiran yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Harga diri rendah biasanya ditandai dengan adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1998) dalam (Simanjorang, 2011).
         Harga diri rendah itu sendiri mempunyai tingkatan dari tingkatan harga diri tinggi sampai ke rendah. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggapnya sebagai ancaman (Yoseph, 2009) dalam (Simanjorang, 2011).

B.     Karakteristik harga diri rendah
        Menurut Coopersmith (1967) dalam (Ermanza, 2008 ) individu dengan harga diri rendah memiliki karkateristik sebagai berikut :
                                    1.         Memiliki perasaaan inferior.
                                    2.         Takut gagal dalam membina hubungan sosial.
                                    3.         Terlihat sebagai orang yang putus asa dan depresi.
                                    4.         Merasa diasingkan dan tidak diperhatikan.
                                    5.         Kurang dapat mengekpresikan diri.
                                    6.         Sangat tergantung pada lingkungan.
                                    7.         Tidak konsisten
                                    8.         Secara pasif mengikuti lingkungan
                                    9.         Menggunakan banyak taktik mempertahankan diri (defense mechanism)
                                  10.       Mudah mengakui kesalahan

C.    Proses terjadinya harga diri rendah
       Berdasarkan hasil riset Malhi (2008) dalam (Simanjorang, 2011) menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal (Simanjorang, 2011). 
         Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan serta jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Dalam Purba (2008) dalam (Simanjorang, 2011) ada 4 cara untuk meningkatkan harga diri diantaranya :
                                 1.         Memberikan kesempatan berhasil.
                                 2.         Menanamkan gagasan.
                                 3.         Mendorong aspirasi.
                                 4.         Membantu membentuk koping.
        Menurut Fitria (2009) dalam (Simanjorang, 2011) faktor-faktor yang    mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah yaitu :
1.      Faktor prediposisi
Merupakan penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain serta ideal diri yang tidak realistis.
2.      Faktor presipitasi
Merupakan hilangnya sebagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan serta menurunya produktivitas.
          Sementara menurut Purba, dkk (2008) dalam (Simanjorang, 2011) gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan kronik. Gangguan harga diri yang terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba. Sedangkan gangguan harga diri kronik biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
        Menurut  Peplau dan  Sulivan  dalam  Yosep  (2009) dalam (Simanjorang, 2011) mengatakan  bahwa  harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal dalam tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti anak sering disalahkan, ditekan dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah.

D.    Tanda dan gejala harga diri rendah
         Keliat (2009) dalam (Simanjorang, 2011) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harga diri rendah yaitu :
                                 1.         Mengkritik diri sendiri.
                                 2.         Perasaan tidak mampu.
                                 3.         Pandangan hidup yang pesimis.
                                 4.         Penurunan produkrivitas.
                                 5.         Penolakan terhadap kemampuan diri.
       Selain tanda dan gejala tersebut, penampilan seseorang dengan harga diri rendah juga tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk ketika berhadapan dengan orang lain dan bicara lambat dengan nada suara lemah (Simanjorang, 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar